Bro dan sis sekalian….artikel ini adalah rentetan olah lapangan yang bertujuan mengupas lebih dalam kurang mengkilapnya penjualan sebuah produk. Dan sudah lama IWB mengamati tren makin turunnya market share skutik Yamaha. Tertekan pihak Honda……berbagai usaha mereka lakukan. Namun sejauh ini tidak terjadi perubahan signifikan. Padahal dari sisi 3S…jelas, Yamaha cukup mampu diandalkan. Terus masalahnya dimana??. Kenapa skutik Yamaha cukup susah bersaing melawan Honda??. Berikut analisa IWB setelah mengumpulkan testimoni kiri kanan……
YIMM sejauh ini cukup konsisten terus memperbaiki ataupun memperbaharui skutik mereka. Walau terkesan lambat, munculnya Mio-J membuka babak baru teknologi dapur pacu serta fuel injection skutik Yamaha. Fitur motor besar diturunkan yakni YMjet FI serta tidak lupa……forged piston. Diklaim lebih ringan dan minim gesekan dibanding komponen konvensional, gebrakan ternyata tidak berpengaruh signifikan….
Usaha mereka tidak berhenti disitu. Dari Thailand mereka memboyong X-Ride sebagai upaya memberikan opsi lain untuk konsumen yang demen berpetualang. Dari sisi kemampuan…wis jangan diragukan. Lawong IWB buktiin sendiri bagaimana asyiknya menggunakan X-Ride dijalanan rusak. Sayang respon pasar termasuk adem ayem. Mengisi pasar segmented….cukup jarang biker memboyong sang skutik. Tindakan ini diluar gebrakan lain yang tak kalah keren seperti lahirnya Xeon-RC dengan banderol lebih murah dibanding gen karbu plus yang terbaru GT125 Eagles Eyes. Tapi berkaca dari kejayaan Yamaha diera Mio….jelas pencapaian mereka jauh dari kata memuaskan. Lah….terus yang salah dimana???…..
IWB akan coba mengupas dari sisi pabrikan dulu entah sales, dealer ataupun pentolan YIMM kemudian biker. Dari lapangan…..mereka mengeluhkan kuatnya support financial yang disandang lawan. Menggunakan sistem subsidi….DP 500 ribu-pun sudah bisa bawa pulang motor. “Berat bro mainnya. Kota disini daya belinya kurang. Rata-rata petani sehingga uang muka ringan sangat berpengaruh. Itu masalajnya. Dengan sistem subsidi….DP 500 ribu-pun bisa bawa pulang Beat. Lha kita mana mampu melakukannya. Bisa gempor kita” ujar salah satu sales Yamaha saat ngobrol santai dengan IWB. Hhhmm….jadi DP ringan ki konsennya. Oke…sekarang kita coba melipir kepabrikan. Apa sih kendala pabrikan saat ini??….
“Yah…kalau boleh jujur-jujuran mana mungkin bro kita mengalahkan grup Astra. Secara kekuatan financial dan produksi saja udah jauh” tutur sosok yang mempunyai jabatan ditubuh YIMM tersebut santai. “Kita dulu market share mengalahkan Honda aja juga kaget. Konsen hanya memberikan produk bagus ternyata respon konsumen luar biasa meledak. Jadi sekarang kita sebagai balancing….sedikit ngrecokin aja udah demen” tuturnya seperti bercanda. Weleh….anyar maneh ki jawabane. Tapi yang dikatakan cukup logis. Honda yang dibawah kendali grup Astra memang raksasa otomotif yang sulit dirontokkan. Btw……apakah semua melulu masalah finansial dan kekuatan produksi??….
“Yamaha maticnya kurang gambot mz kaki-kaki. Jadi skutiknya milih-milih nggak cocok buat badan kita yang gede” tutur salah satu biker saat IWB tanya tentang skutik pabrikan garputala. “Desain sih oke….nggak masalah. Tapi Yamaha kudu mencontoh Honda yang pintar memberikan banyak pilihan untuk berbagai postur tubuh. Berbadan kecil…pilih Beat atau Vario 110. Yang tinggi bisa membeli Vario125. Selain itu teknologi lebih keren kayaknya” tuturnya tanpa memerinci teknologi yang dimaksud. Lho…tapi kan Yamaha juga ada GT125 kalau ingin desain lebih gede?. “Body-nya doang mz. Bagian kaki-kaki tetap imut kayak Mio. Belum lagi posisi duduk…deprok capek untuk badan tinggi. Beda dengan Honda. Coba rasakan Vario125….pasti sensasi tinggi joknya beda dengan Beat. Kalau Yamaha…..Mio-J dengan GT125 sama…deprok-deprok juga” tambahnya begitu rinci. Hhmm…..mantep juga nih opininya…..
Last…..suara konsumen adalah suara raja. Input berguna yang akan membuat pabrikan makin maju. Selain beberapa hal diatas IWB juga mendapatkan input bahwa skutik Yamaha mempunyai karakter suspensi yang keras sehingga kenyamanan melibas jalanan rusak masih dibawah skutik Honda. Kalau soal ini mah memang karakter pabrikan yang sulit dirubah kayaknya. Ketika Kayaba rada stiff maka Showa lumayan soft. Dan itu adalah pilihan. Satu yang patut dicatat….penunggang skutik sebenarnya tidak mencari speed atau power berlebih namun orientasinya lebih kepada kenyamanan. Dan inilah tantangan sesungguhnya kepada Yamaha. Nah….kalau menurut sampeyan sendiri…..kenapa penjualan skutik Yamaha susah bersaing melawan Honda??. Ada opini lain diluar penjabaran diatas brosis??…...(iwb)