Iwanbanaran.com – Pakde….IWB sebagai biker yang sudah termasuk bangkotan (haiayahh) merasakan besarnya perbedaan dibanding masa lalu. Bisa IWB katakan biker sekarang bejo (beruntung) tenan. Lha piye….pabrikan seakan tidak lagi memikirkan segmen. Mau kelas small bike….mereka royal memberikan fitur yang jabang bajul keren. Masa yang tidak pernah IWB rasakan saat IWB muda. Lhaaaa….malah curhat
….
Masa memang berubah. Jaman juga makin maju serta terbuka. Ketika teknologi sudah tidak lagi mahal….maka konsumen diuntungkan. Itulah perbedaan siginifikan era dulu dengan sekarang. Masih ingat….gimana IWB harus susah payah membeli roll film untuk motret. Sampeyan seperti buta huruf sebab hasil foto baru bisa dilihat setelah dicuci. Wis pede hasil bagus?….jebule dicetak kobong ngeblur kabeh…
Misuh-misuh cak….lha piye, wis macak ganteng…pose paling keren jebule ancur hasilnya. Hanya karena kurang cahaya atau tangan bergetar….gambar ngeblur. Belum lagi harga roll film yang cukup mahal untuk kantong pelajar serta kemampuan rekam yang hanya 36 kali. Makanya IWB jarang punya foto jaman muda. Wiss to…melas tenan ora iso menikmati gambar nom-noman….
Kondisi beda dengan remaja sekarang. Mau bergaya jumpalitan…njengking mlumah murep ataupun mlungker…..hasil jelek tinggal hapus ulang lagi. Belum lagi foto diri aka selfie yang ditambahi fitur menambah kecantikan. Jadi kulit terlihat merah merona walau aslinya coklat bak buah sawo jatuh di lumpur. Kuwi saking canggihnya cak. Jumlah yang dijepret dalam satu memory card juga bisa menampung ribuan foto. Opo ora kepenak jal…
Digital memungkinkan semua dilakukan. Termasuk teknologi motor. Jangan heran saat IWB melihat Tiger 2000 dulu wis gagah tenan. Wisss perasaan koyok melihat moge. Atau saat RGR150 melintas…..lutut bergetar saking gantengnya. Padahal kalau dikupas….teknologi jelas jauh dibanding sekarang. Mana ada sensor kemiringan (angle sensor), keyless, LED, atau teknologi efiensi bahan bakar. Pokoke mung kencang…banterrr selesai. Semua serba sederhana dan simpel. Makanya bensin ngowozzz bener….
Jangan pernah bermimpi Honda, Kawasaki (sempat hilang diera 1990an awal), Suzuki, Yamaha memasarkan moge. Saat itu sekelas TZM150, NSR150, RGR150, Ninja 150 wis paling keren. Mereka memang kencang tapi teknologi masih sangat sederhana khususnya fitur. Tidak ada TBW, suspensi USD, ban gambot, keyless, LED, injeksi dll. Selain itu pabrikan juga memiliki kecenderungan enggan masarin motor cc besar. Sebab di era itu motor memang cukup mahal….
Walau RGR150 dan Tiger hanya dijual sekitar 6,4 jutaan…tidak banyak yang bisa membeli kangbro. Kendati NSR150 hanya 9,5 jutaan…..untuk membelinya seperti mimpi disiang bolong. Iso adol wedus pirang-pirang kuwi cak. Opo maneh moge….mung ngimpi. Makanya ketika CB500, CBR650, CBR1000, Vultus, Africa Twin, R6, R1, TMax, Ninja ZX10, Z800, GSX-R600 dll masuk ketanah air….IWB sebagai biker stok lawas merasakan perbedaan signifikan market roda yang berubah dengan begitu cepat. Wiss to…biker saiki bejo tenan pokoke….
Last….banyaknya pilihan motor era sekarang juga sebagai efek besarnya market roda dua tanah air. KTM aja mengakui…..Indonesia sudah masuk sebagai market 2 wheels penting didunia. Posisinya tidak lagi masuk hitungan dibelakang, namun menjadi prioritas utama sehingga ketika mereka memiliki produk baru yang cocok disegmen tersebut…maka Indonesialah yang akan dibidik. Coba jal….opo ora bejo sampeyan sebab otomatis akan banyak produk juozz yang memanjakan para biker. Dulu ?. Mung iso ngaplo rekkkk
…..(iwb)