Iwanbanaran.com – Nafas tak beraturan. Mata menatap kosong sambil nongkrong diatas motor. Valentino Rossi berusaha keras menahan perasaannya yang bergejolak. Marah, kecewa, menyesal….sepertinya menjadi satu. Campur aduk cak. Momen tersebut terekam secara jelas dari Kamera Motogp…..
Kekecewaan luar biasa terlihat ketika Rossi crash hanya tinggal beberapa tikungan masuk garis finish. Bahkan tubuhnya gemetaran seperti ling lung. Rossi memang selalu on the limit. Mungkin banyak yang menyesalkan kenapa Vale harus ngotot sehingga menelan pil pahit. Tapi dari kacamata pembalap fighter tidak demikian. Menang adalah utama jika itu mungkin. Begitu juga bagi Vale…
Baginya Le Mans adalah sirkuit yang tidak pernah lagi bisa ditaklukkan doi selama 9 tahun lamanya. Doi terakhir kali menang disirkuit Perancis dimusim 2008 saat masih dibawah panji FIAT Yamaha. Ketika itu Vale juara pertama (usia 29 tahun), diikuti Lorenzo dan Collin Edward ketiga. Dan setahun setelahnya…Lorenzo yang juara…

Ketika kemenangan berada didepan mata…..maka fokus utama adalah raih tujuan tersebut. Sayang balapan tidak memberikan ruang untuk kesalahan. Baik speed ataupun racing lain. Padahal dari lap record, Rossi mengejutkan semua orang. Lap time 1 menit 32.373 detik sukses menempatkan namanya menjadi rider yang mampu nempel Vinales di Le Mans (break lap record 1 menit 32.309 detik)….
Last….dengan usia 37 tahun yang ada dalam pikiran vale mungkin …”kapan lagi?”. Pastinya usia yang tidak lagi muda memberikan pressure tambahan. Selain masalah poin, sulit bagi Vale menahan nafsu untuk tidak menang di Le Mans. Hidup penuh resiko dan semua harus dikerjakan on the limit. Walau kadang hasil akhir tidak selalu sesuai harapan. Emosi kekecewaan Vale terekam pada video singkat yang dishare Motogp dibawah ini….(iwb)