Iwanbanaran.com – Pakde….bahasan lumayan menarik dilempar sebuah media yang memuat penuturan narasumber seorang Instruktur safety riding. Disana memuat saran dan pernyataan bahwa Pakai Standart samping lebih dari 3 jam perhari bikin motor “Slereng” ora imbang. Ternyata saran dan informasi tersebut membuat bingung biker sehingga IWB pun tergelitik untuk memberikan opini. Lawong IWB juga biker. So…benarkah demikian ??…
Pembahasan sebenarnya sangat bagus dan menarik. Salah satu lady instruktur safety riding kondang memberikan tips dan saran agar menghindari menstandartkan motor pada posisi miring ketika parkir lebih dari 3 jam. Alasannya akan membuat motor tidak imbang akibat pressure yang dihasilkan shockbraker. Maksude??…
Jadi gini cak…kalau motor sampeyan parkir posisi miring, pasti tekanan shock breaker kiri lebih besar. Dan menurutnya…proses secara akumulatif akan membuat motor tidak balance. Perubahan juga terjadi disasis sehingga standart samping tidak disarankan jika motor diparkir lebih dari 3 jam tiap hari. Yang menarik cak….
Menurutnya hal ini tidak berlaku pada motor cc besar diatas 250cc yang dari pabriknya memang sudah diperhitungkan. Jadi motor mahal dan murah beda sasis dalam menahan beban dari standar….omonge ngono. Desain sudah dihitung sehingga motor-motor tersebut tidak akan “slereng” kendati diparkir pakai standar samping. Namun tetap disarankan memakai paddock lebih aman. Pertanyaannya….benarkah demikian ??….
Secara logika….mungkin cukup masuk akal karena gaya gravitasi cenderung hanya membebani bagian sebelah. Akan tetapi jika disebut sampai membuat tidak balance dan mempengaruhi sasis, rasanya secara teknis sulit diterima. Sebab pabrikan pasti sudah menghitung tiap detil komponen dari sisi safety. Ediann ada hitungannya lho cak kuwi…
Dengan rutin menggunakan standart samping, sasis juga tidak akan berubah kecuali motor mengalami benturan diluar toleransi. Monggo sampeyan tanya wae pada orang-orang teknis yang melakukan welding frame dipabrikan…pasti jawabannya sama. Termasuk motor besar sekalipun. Emange R15, CBR150, GSXR150 juga dibekali standart tengah?…ora to. Kuwi 150cc lho bukan 250cc. Lha kalau standart tengah bikin slereng…..semua motor fairing 150cc yang jumlah ribuan diluar sana pasti sudah slereng secara jarang yang pakai paddock dirumah…
Sebagai informasi, standart samping bukan barang baru dimotor kangbro. Komponen ini pertama kali diperkenalkan oleh orang Perancis Alfred Berruyer diabad 18 atau tepatnya tahun 1869. Saat itu dikenal dengan nama kick stand. Desain yang praktis serta rigid langsung disukai. Pada perkembangannya….komponen menjadi standar baru bagi seluruh motor didunia hingga era modern sekarang (setelah melalui beberapa kali penyempurnaan)….

Bahkan dibanding center stand atau standar tengah….side stand dianggap lebih aman karena minim resiko merosot atau motor meluncur. Tidak heran diatas kapal Fery pasti kita diwajibkan memarkir motor dengan standart samping karena dianggap lebih stabil. Terus opo kerugiannya ?. Secara teknis tidak ada. Tapi sisi non teknis ada dua yakni….
Standart samping menyulitkan kita ketika parkir dikondisi sempit dan berdesakan. Yang kedua…standart samping juga dituding berpotensi menimbulkan kecelakaan kalau kita lupa melipat kembali ketika kendaraan berjalan. Tapi diera modern seperti sekarang, standart samping sudah dibekali sensor atau switch yang akan mematikan starter ketika posisi standar masih turun. Jadi aman cak….
Belum ada bukti ataupun penelitian standart samping membuat kerugian atau mempengaruhi kinerja motor jika digunakan secara rutin. Khususnya membuat kacau handling atau keseimbangan. Apalagi tiap jengkal komponen sudah melalui penelitian detil hingga dikatakan aman buat motor. Lha kalau bikin slereng, pekok tenan pabrikan tetap ngotot pakai….
Last….ketika suatu penemuan bertahan hingga berabad-abad…diteruskan pada era modern…logikanya perangkat tersebut aman untuk kendaraan kita. Walau pada prakteknya mungkin kita merasa sreg dengan standart tengah…kuwi soal lain. Sasis bukan didesain untuk kuat menahan “standart samping”. Namun lebih kepada kekuatan dalam menggendong mesin, rigiditas serta handling. Entah itu kubikasi kecil ataupun besar…100cc hingga 1300cc. So….semoga bisa menjadi bahan diskusi, dan monggo berikan opininya jika ada yang kurang. Maturnuwun salam juozzz gandozzzz !!. Subuhan sik cakkkkkkk…(iwb)